Kukuhkan Enam Guru Besar Baru, UNNES Miliki 144 Profesor
Suka

Kukuhkan Enam Guru Besar Baru, UNNES Miliki 144 Profesor

Profesor bidang Ilmu Pendidikan Kesehatan

Prof. Irwan Budiono menggaris bawahi pentingnya pendekatan holistik dalam pendidikan kesehatan, yang tidak hanya mengajarkan aspek medis, tetapi juga mencakup pencegahan, promosi kesehatan, dan pengelolaan sistem kesehatan yang berkelanjutan. Pengurus Pusat Asosiasi Perguruan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia itu aktif mengembangkan model pendidikan berbasis masyarakat yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas individu dan komunitas dalam mengelola kesehatan mereka sendiri. Prof. Irwan juga mengedepankan pentingnya integrasi teknologi informasi dalam pendidikan kesehatan, seperti penggunaan aplikasi kesehatan digital untuk meningkatkan akses informasi dan pemantauan kesehatan di masyarakat. Wakil Dekan bidang Bisnis, Penelitian, dan Kerjasama Fakultas Kedokteran UNNES itu mendorong penerapan pendekatan berbasis data untuk merancang kebijakan kesehatan yang lebih tepat sasaran dan efektif. Selain itu, Prof. Irwan juga berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat melalui program edukasi yang berbasis pada bukti ilmiah, guna menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang semakin kompleks.

Prof. Dr. Heri Tjahjono, M.Si.

Profesor bidang Ilmu Geografi Tanah (Tanah Longsor)

Sebagai Guru Besar bidang Ilmu Geografi Tanah (Tanah Longsor), Prof. Heri berfokus pada pemahaman dan mitigasi bencana tanah longsor pada wilayah rawan bencana. Penelitiannya mencakup analisis geoteknik dan penggunaan teknologi terbaru untuk memprediksi risiko bencana, mengelola, dan menekan sekecil mungkin risiko bencana longsor yang terjadi. Melalui risetnya, Ia berupaya memberikan solusi berbasis sains yang dapat diimplementasikan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi dampak bencana longsor. Prof. Heri juga mengembangkan model pemantauan dan peringatan dini berbasis teknologi, seperti teknologi sistem informasi geografis (SIG) dan sensor tanah untuk memetakan daerah rawan longsor dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Selain itu, Ia juga aktif dalam pelatihan dan pemberdayaan masyarakat di daerah-daerah rawan bencana longsor, mengedukasi mereka tentang langkah-langkah mitigasi yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dan lingkungan sekitar. Dengan pendekatan multidisipliner ini, Wakil Dekan bidang Perencanaan dan Sumberdaya FISIP UNNES itu berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tahan bencana bagi masyarakat yang terpapar risiko tanah longsor.

Prof. Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., S.T., M.T.

Tagar:

Tulis Komentar

0 Komentar