universitasindonesia.com | Banyak masyarakat bertanya-tanya mengenai kebijakan Ujian Nasional (UN) di bawah pemerintahan baru ini. Sebelumnya, UN sempat dihapuskan dengan alasan untuk meringankan tekanan pada siswa dan lebih mengutamakan evaluasi berdasarkan penilaian sekolah. Kini, muncul wacana untuk mengembalikannya, yang memicu berbagai pendapat di kalangan ahli pendidikan, siswa, dan orang tua.
Pakar pendidikan memberikan pandangan beragam mengenai apakah UN perlu diberlakukan kembali:
Penilaian Standar Nasional
Sebagian pakar setuju bahwa UN penting sebagai standar nasional yang membantu mengukur kualitas pendidikan di seluruh Indonesia. Dengan adanya UN, pemerintah dapat melakukan perbandingan kualitas pendidikan antar wilayah, dan memudahkan untuk menargetkan perbaikan di daerah tertentu.
Beban Psikologis Siswa
Di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa UN menimbulkan tekanan besar bagi siswa. Ujian akhir yang menentukan kelulusan dianggap kurang manusiawi karena siswa hanya dinilai berdasarkan ujian sekali dalam setahun. Banyak pakar yang lebih menyarankan penilaian berkelanjutan yang memberi gambaran lebih utuh tentang kemampuan siswa.
Alternatif Evaluasi
Beberapa ahli mendukung evaluasi berbasis kompetensi dan keterampilan dibandingkan ujian berbasis mata pelajaran semata. Ini mencakup penilaian tugas, proyek, serta kegiatan yang mengembangkan kemampuan kritis, kolaborasi, dan kreativitas siswa.
Pendapat siswa dan orang tua juga sangat penting dalam wacana ini. Banyak siswa merasa lebih nyaman tanpa UN karena mereka bisa fokus pada proses belajar tanpa tekanan besar di akhir masa sekolah. Orang tua umumnya khawatir dengan efek psikologis UN, namun juga mendukung adanya standar penilaian yang adil dan merata.
Apakah UN perlu diberlakukan kembali atau tidak? , kebijakan ini memerlukan pertimbangan mendalam untuk memastikan sistem pendidikan tetap relevan dengan kebutuhan siswa dan sejalan dengan perkembangan zaman.
Guest - Universitas Ma'soem
Penulis belum menyertakan bioografi
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini