Anies Baswedan: Perubahan Belum Terjadi, Tapi Harapan Belum Padam
Satu tahun sudah pemerintahan Prabowo-Gibran berjalan. Setelah hiruk pikuk pemilihan presiden 2024 yang membelah perhatian publik, kini masyarakat mulai menilai arah pemerintahan baru ini. Dalam refleksi politiknya, Anies Baswedan, mantan rival utama dalam pilpres menegaskan bahwa “perubahan belum terjadi, tapi harapan belum padam.”
Pernyataan itu menggambarkan dua hal penting yaitu kekecewaan atas lambatnya realisasi janji-janji perubahan, sekaligus optimism bahwa ruang perbaikan masih terbuka.
Evaluasi Setahun Prabowo-Gibran
Selama satu tahun pertama, pemerintahan Prabowo-Gibran menghadapi tantangan besar. Stabilitas ekonomi global yang belum pulih, harga pangan yang fluktuatif, serta transisi kebijakan energi menjadi ujian awal. Di sisi lain, program pembangunan infrastruktur dan bilirisasi sumber daya alam tetap menjadi fokus utama, melanjutkan sebagian arah pemerintahan sebelumnya.
Namun, bagi Anies, arah pembangunan belum sepenuhnya menjawab cita-cita “perubahan” yang diusung banyak pihak selama pemilu. Ia menilai bahwa kebijakan pemerintah masih cenderung bersandar pada pendekatan lama, sentralistik, elitis, dan belum cukup memberi ruang pada partisipasi publik.
“Perubahan itu bukan sekadar mengganti nama program atau wajahb pejabat. Perubahan berarti menghadirkan keadilan, keterbukaan, dan keberpihakan pada rakyat kecil,” ujar Anies dalam salah satu forum diskusi publik di Jakarta.
Dari Kompetisi ke Oposisi Konstruktif
Pasca Pilpres, Anies memilih tidak larut dalam rivalitas politik. Ia mengambil peran sebagai suara penyeimbang. Di berbagai kesempatan, ia menegaskan pentingnya “oppsisi yang rasional” bukan untuk menentang, tetapi untuk mengingatkan.
Tulis Komentar
Anda harus login dulu untuk menulis komentar.