Kreativitas sering dianggap sebagai bakat bawaan, bukan keterampilan yang bisa dilatih. Dalam dunia pendidikan, pandangan ini membuat kreativitas kurang mendapat ruang. Padahal, kreativitas adalah kemampuan penting untuk menghadapi tantangan masa depan yang kompleks dan terus berubah.
Pendidikan yang terlalu kaku dan seragam berisiko membunuh kreativitas. Ketika jawaban sudah ditentukan dan cara berpikir dibatasi, siswa kehilangan kesempatan untuk bereksplorasi. Kreativitas tumbuh ketika siswa diberi kebebasan untuk mencoba dan bereksperimen.
Setiap siswa memiliki cara belajar dan mengekspresikan pemahaman yang berbeda. Ada yang unggul melalui tulisan, gambar, gerak, atau diskusi. Pendidikan yang menghargai keberagaman ini akan lebih inklusif dan manusiawi.
Guru memiliki peran penting dalam menumbuhkan kreativitas. Memberi tugas terbuka, proyek berbasis masalah, dan ruang untuk berpendapat akan melatih imajinasi dan inovasi siswa. Kesalahan dalam proses kreatif seharusnya dipandang sebagai bagian dari pembelajaran.
Kreativitas juga berkaitan dengan keberanian. Siswa perlu merasa aman untuk mengemukakan ide tanpa takut disalahkan. Lingkungan belajar yang suportif akan mendorong siswa untuk berpikir di luar kebiasaan.
Dalam konteks pendidikan Indonesia, kreativitas sangat relevan dengan kekayaan budaya dan lokalitas. Pendidikan dapat menjadi sarana untuk menggali potensi lokal dan mengaitkannya dengan pembelajaran modern.
Di dunia nyata, kreativitas adalah keterampilan yang dibutuhkan dalam berbagai bidang. Pendidikan yang menumbuhkan kreativitas akan menghasilkan lulusan yang adaptif dan solutif.
Pada akhirnya, pendidikan yang baik bukan yang menghasilkan siswa seragam, tetapi yang merawat keunikan setiap individu. Kreativitas adalah salah satu jalan untuk memanusiakan proses belajar.
Guest - Universitas Terbuka
Pelajar dan content creator yang suka berbagi edukasi, motivasi, dan perjalanan hidup.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini