Siapa bilang kemeja hanya cocok untuk gaya formal? Saat ini, kemeja justru menjelma menjadi salah satu outer favorit mahasiswa. Tanpa harus membeli jaket atau blazer baru, banyak mahasiswa memanfaatkan kemeja sebagai luaran ringan yang bisa membuat tampilan lebih hidup. Gaya ini tidak hanya terlihat rapi, tetapi juga memberikan kesan effortless dan casual chic sehingga cocok untuk aktivitas kuliah hingga hangout.
Salah satu alasan kemeja sebagai outer menjadi populer adalah fleksibilitasnya. Mahasiswa yang memiliki jadwal padat dari kelas pagi hingga kegiatan organisasi sore hari membutuhkan outfit yang mudah disesuaikan. Tinggal lapisi kaus polos atau turtleneck dengan kemeja oversized atau flannel, penampilan langsung berubah lebih stylish tanpa effort besar. Ketika cuaca panas, kemeja bisa dilepas dan disampirkan di bahu untuk gaya santai.
Kemeja sebagai outer terbukti ramah kantong karena tidak perlu membeli item baru. Mahasiswa sering memanfaatkan kemeja milik sendiri atau bahkan “meminjam” dari lemari ayah atau kakaknya. Tren thrift fashion juga mendukung gaya ini karena banyak toko preloved menyediakan kemeja flannel, linen, atau denim dengan harga terjangkau. Kemeja berpotongan loose fit biasanya menjadi pilihan utama karena memberi kesan modern dan tidak kaku.
Fashion di era kampus bukan hanya soal penampilan, tetapi bagian dari personal branding. Pemakaian kemeja sebagai outer dapat mencerminkan karakter tertentu: kemeja putih memberikan kesan clean dan intelektual, flannel menunjukkan sisi kreatif dan santai, sementara denim menggambarkan kepribadian aktif dan ekspresif. Pemilihannya bisa menjadi identitas visual mahasiswa, terutama bagi mereka yang sering tampil di depan umum dalam presentasi atau kegiatan organisasi.
Agar tampilan tetap menarik, alumni yang kini bekerja di bidang kreatif menyarankan pengaturan layering yang proporsional. Gunakan inner kaus berwarna netral, padukan dengan kemeja motif atau warna kontras agar tampak atraktif. Tambahkan sneakers dan tote bag untuk kesan kampus yang kasual, atau sepatu kulit dan celana bahan untuk tampilan semi formal. Lipatan lengan hingga siku juga memberi sentuhan aktif dan energik.
Banyak mahasiswa mengaku tampil lebih percaya diri ketika menggunakan kemeja sebagai outer, terutama saat presentasi atau mengikuti acara kampus. Gaya ini memberi kesan dewasa tanpa meninggalkan sisi muda. Penampilan yang nyaman dan sesuai gaya pribadi berdampak positif pada interaksi sosial dan kepercayaan diri. Meski tampil simpel, mahasiswa tetap terlihat berwibawa dan siap menghadapi dinamika perkuliahan.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini