Unnes Kembangkan Kreativitas Santri Difabel dengan Batik Ecoprint ‘The Leaf of Nusantara'


UniversitasIndonesia.com - Avatar Dwi Hermawan
Dwi Hermawan
Unnes Kembangkan Kreativitas Santri Difabel dengan Batik Ecoprint ‘The Leaf of Nusantara'
Unnes Kembangkan Kreativitas Santri Difabel dengan Batik Ecoprint ‘The Leaf of Nusantara'

Suasana halaman Pesantren Inklusi Nurul Maksum Semarang terlihat berbeda pada Minggu (3/8/2025) lalu hingga hari ini, Minggu (7/9/2025). Di tangan para santri difabel, kain putih polos bertransformasi menjadi karya batik berwarna alami dengan teknik ecoprint. Aktivitas ini bukan sekadar pelatihan seni, melainkan upaya nyata untuk menumbuhkan kemandirian dan memperkuat rasa percaya diri penyandang disabilitas.

Kegiatan ini digagas oleh tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang diketuai oleh Dr. Sos. Puji Lestari, M.Si. Sebanyak 15 santri difabel dari Pondok Pesantren Inklusi Nurul Maksum ambil bagian dalam pelatihan membatik ramah lingkungan ini.

“Tujuan kami sederhana, bagaimana membekali santri difabel dengan keterampilan yang bisa menopang kemandirian mereka. Ecoprint dipilih karena teknik ini mudah dipelajari, memanfaatkan kekayaan daun Nusantara, dan bernilai jual tinggi,” jelas Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unnes itu.

Melalui pelatihan ini, peserta menghasilkan beragam produk, mulai dari kain batik, tote bag, mug, tumbler, hingga gantungan kunci. Semua dihiasi motif khas hasil kreasi para santri yang diberi nama “The Leaf of Nusantara”, terinspirasi dari keanekaragaman daun lokal.

Ke depan, produk-produk tersebut tidak hanya menjadi bukti kreativitas, tetapi juga rencana sumber penghasilan baru. Tim Unnes bersama pesantren menargetkan pemasaran melalui platform digital untuk menjangkau konsumen lebih luas.

Lebih dari sekadar keterampilan, pelatihan ini membawa dampak psikologis bagi peserta. Santri difabel yang sebelumnya ragu mencoba, kini lebih percaya diri menampilkan hasil karya mereka. “Harapan kami, ini bisa menjadi pintu masuk bagi peningkatan kapasitas ekonomi dan peran sosial mereka di masyarakat,” tambah Dr. Puji.

Program pemberdayaan ini juga menjadi bagian dari upaya mendorong masyarakat inklusif, di mana penyandang disabilitas memiliki hak, kewajiban, dan peluang yang setara dengan warga lainnya. “Kita semua bertanggung jawab menciptakan ruang yang adil. Disabilitas bukan batasan untuk berkontribusi bagi bangsa,” pungkasnya.

Langkah kecil dari Pesantren Inklusi Nurul Maksum ini memberi pesan kuat: keberagaman adalah kekuatan, dan setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan untuk mandiri dan berdaya.


Jasa Backlink Murah Berkualitas - Promosi Website Banner Bersponsor

Suka

Tentang Penulis


UniversitasIndonesia.com - Avatar Dwi Hermawan

Dwi Hermawan

Guest - Universitas Ma'soem

Penulis belum menyertakan bioografi

Tulis Komentar


0 / 1000